BPBD Surakarta Pantau Penyeberangan Jembatan Sasak Solo-Sukoharjo
SOLO - Penutupan Jembatan Mojo yang menghubungkan Kota Surakarta (Kecamatan Pasar Kliwon) dengan Kabupaten Sukoharjo (Kecamatan Mojolaban) berdampak pada beralihnya arus lalu lintas. Masyarakat di sekitar Sungai Bengawan Solo berinisiatif untuk membuat jembatan sasak (anyaman bambu) untuk memudahkan mobilitas masyarakat dari kedua wilayah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta menerjunkan tim rescue untuk melakukan pemantauan secara berkala di sekitar jembatan tersebut. Ada dua lokasi pemantauan, yakni Jembatan Sasak Ngepung dan Jembatan Sasak Mbeton.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Surakarta, Bpk Nico Agus Putranto SH MM, mengatakan, pemantauan tersebut merupakan instruksi dari Wali Kota Surakarta, Bpk Gibran Rakabuming Raka. Pemantauan bukan untuk intervensi terkait kegiatan masyarakat maupun kelayakan jembatan. Sebab, untuk mengukur kelayakan jembatan merupakan wewenang instansi lain.
"BPBD sifatnya pemantauan dan pengamanan saja. Terutama ketinggian debit air, dan pengamanan seperti pelampung. Itu untuk memastikan tingkat bahayanya kecil," jelas Bpk Nico di Kantor BPBD Surakarta, Senin (3/10).
Ketika debit air tinggi, maka penyeberangan melalui jembatan sasak berbahaya bagi masyarakat, sehingga perlu ditutup sementara sampai debit air turun kembali. Pemantauan dilaksanakan saat penyeberangan dalam kondisi ramai, yakni pagi dan sore hari. Tim yang diterjunkan sebanyak dua orang per shift.